Senin, 25 Maret 2013

Kompetensi Pedagogik


BAB II

KOMPETENSI PEDAGOGIK

A.      PENGERTIAN
1.    Pengertian Kompetensi
                   Kompetensi menurut usman (2005), adalah “satu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseoarang baik yang kualitatif maupun kuantitatif. “pengertian ini mengandung makna bahwa kompetensi itu dapat digunakan dalam dua konteks, yakni. Pertama sebagai indikator kemampuan yang menunjukkan kepada perbuatan yang di amati. Kedua sebagai konsep yang mencakup aspek-aspek kognitif , efektif dan perbuatan serta tahap-tahap pelaksanaannya secara utuh.
                   Menurut Direktor Tenaga Kependidikan Depdiknas kompetensi juga dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan. Dan nilai-nilai dasar yang direfleksiskan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Dengan demikian kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualiatas guru yang sebanarnya.

polemik kebudayaan


Polemik Kebudayaan

Polemik kebudayaan adalah sebuah perdebatan pendapat kaum intelek yakni  pikiran Tuan Takdir Alisjahbana, Dr.Sutomo, Sanusi Pane, Purbatjaraka, Tjindarbumi, Adinegoro, Dr. M. Amir, dan  Ki Hajar Dewantara yang kala itu saling beradu tentang bagaimanakah sebaiknya Indonesia pada masa yang akan datang agar Merah Putih dapat bekibar lepas di angkasa bumi pertiwi  pada era 30-an yakni pada tahun 1935-an,yang setiap buah pikiran dari tokoh-tokoh perdebatan tersebut kala itu dicurahkan melalui artikel media masa nasional dan ramai menjadi topik pembicaraan rakyat. Perdebatan ini pula yang merupakan salah satu motor terbentuknya latarbelakang cita-cita dan tujuan NKRI. Adapaun yang menjadi Polemik ini bermula dari tulisan Sutan Takdir Alisyahbana Menuju Masyarakat dan Kebudayaan Baru: Indonesia-Pra-Indonesia (Pujangga baru, 2 Agustus 1935). Ia membedakan "Zaman pra-Indonesia" (yang berlangsung hingga akhir abad ke-19) dan "zaman Indonesia" (yang mulai pada awal abad ke-20). Ia menegaskan tentang lahirnya zaman Indonesia Baru, yang bukan sekali-kali dianggap sambugan dari generasi sambungan Mataram, Minangkabau atau Melayu, Banjarmasin atau Sunda. Karenanya tiba waktunya mengarahkan mata kita ke Barat.